Latar Belakang
Terbentuknya Panitia Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) 2004 di dorong oleh rasa keprihatinan atas kurangnya perhatian, perlindungan dan tidak adanya kesetaraan dalam pemenuhan hak berpolitik bagi kelompok pemilih penyandang cacat.
Keprihatinan tersebut dilandasi fakta riil bahwa Pemilu yang telah berlangsung selama ini tidak adil dan diskriminasi khususnya bagi kelompok pemilih penyandang cacat. Hal ini terlihat dalam berbagai kasus sebagai contoh : untuk pemilih penyandang cacat netra mereka didampingi oleh panitia pemilihan, bukan orang yang ditentukan oleh pemilih itu sendiri. Dan tidak adanya sangsi hukum bagi tidak terlaksananya azaz rahasia, disamping semakin memperbesar peluang untuk merekayasa dan memanipulasi suara oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Bagi kelompok pemilih penyandang cacat kursi roda, kelompok ini dalam pemilu sebelum 2004 sama sekali tidak dapat secara langsung mempergunakan hak suaranya karena tidak tersedianya bilik suara yang akses bagi pemilih berkursi roda.
Kondisi tersebut adalah sebagian dari perlakuan diskriminasi dan kondisi ini diperburuk lagi dengan kebijakan dan produk undang-undang yang berkaitan dengan pemenuhan hak berpolitik yang membatasi hak-hak penyandang cacat untuk dipilih.
Hal-hal ini mengemuka secara tajam dalam seminar demokratisasi politik melalui sistem Pemilu yang diselenggarakan oleh Panitia Hari Internasional Penyandang Cacat (HIPENCA) 3 Desember 2001 berkerjasama dengan Centre For Electoral Reform (CETRO) bertempat dihotel Sahid Jaya Jakarta.
Seminar ini ditindak lanjuti dengan pertemuan-pertemuan organisasi penyandang cacat tingkat nasional yakni Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI), Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia (HWPCI), Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), Federasi Kesejahteraan Penyandang Cacat Tubuh Indonesia (FKPCTI), dan Gerakan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) untuk membicarakan kemungkinan dibentuknya suatu lembaga advokasi pemilu akses. Akhirnya pada tanggal 24 April 2002 dengan kesepakatan bersama dibentuklah Panitia Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) 2004 yang bertujuan mengadvokasi hak-hak politik penyandang cacat dalam pemilu 2004 khususnya bagi penyediaan sarana dan prasarana yang aksesibel bagi pemilih penyandang cacat.
Tujuan
Mewujudkan aspirasi hak- hak politik Penyandang cacat dalam Pemilu agar lebih terjamin dan terlindungi, atas dasar kesetaraan dan kesamaan hak dalam menyalurkan hak untuk dipilih dan hak untuk memilih secara mandiri, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, aksesibel dan non diskriminasi.
SUSUNAN PENASIHAT DAN DEWAN PENGURUS PUSAT PEMILIHAN UMUM AKSES PENYANDANG CACAT
JABATAN |
NAMA |
ORGANISASI |
Penasihat | H. Siswadi, MBA | Ketua Umum Persatuan Penyandang Cacat Indonesia |
|
Otje Soedioto, SH | Tokoh Penyandang Cacat |
Hadar N. Gumay | Centre for Electoral Reform | |
J. Kristiadi | CSIS | |
DR. Saharudin Daming | Komisioner HAM | |
Dewan Pengurus :
Ketua Umum |
Dra. H. Ariani |
Ketua Umum Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang |
Ketua I | Heppy Sebayang, SH | Cacat |
Ketua II | Drs. Harpalis Alwi | Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat |
Sekretaris Umum | Made Adi Gunawan, S.IP.Msi | Persatuan Penyandang Cacat Indonesia |
Sekretaris I | Kasih Ani, SH | Persatuan Tuna Netra Indonesia |
Sekretaris II | Ridwan Sumantri | Federasi untuk Kesejahteraan Penyandang Cacat Tubuh Indonesia |
Bendahara Umum | Maulani A. Rotinsulu, BA | Federasi Kesejahteraan Penyandang Cacat Tubuh Indonesia |
Wakil Bendahara Umum | Rina Prasarani | Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia |
Ketua Departemen Advokasi | Nahroni Affandy | Persatuan Tuna Netra Indonesia |
Sekretaris Departemen Advokasi | Mahretta Maha, SH | Persatuan Penyandang Cacat Indonesia |
Ketua Departemen Komunikasi | Maisi A.W | Persatuan Tuna Netra Indonesia |
Sekretaris Departemen Komunikasi | Endang Purwaningsih | Ikatan Sindrom Down Indonesia |
Ketua Departemen Pengembangan Organisasi | Welly Ferdinandus | Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia |
Sekretaris Departemen Pengembangan Organisasi | Syamsuddin Sar | Persatuan Penyandang Cacat Indonesia |
Ketua Departemen Pendidikan Politik | Mahmud Fasa | Federasi Kesejahteraan Penyandang Cacat Tubuh Indonesia |
Sekretaris Departemen Pendidikan Politik | Drg. Juniati Effendi | Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia |